H. Imran K. Kesa Ajak Seluruh Pimpinan Ormas Sinergi Kuatkan Islam Sebagai Agama Rahamatan Lil Alam
H. Imran K. Kesa Ajak Seluruh Pimpinan Ormas Sinergi Kuatkan Islam Sebagai Agama Rahamatan Lil Alam
Berita Terkait
- Bimais Kankemenag Polman Gelar Silaturrahim Lembaga Keagamaan (SALAM)1
- Asep Saefullah Kupas Tuntas Metode Penilaian Angka Kredit di Kankemenag Polman4
Berita Populer
- Evaluasi Diri Menengok Peta Perjalanan Hidup Manusia
- Cinta Tanah Air dan Patriotisme
- Biografi AG KH Abdul Rahman Ambo Dalle Sang Ulama Pembaharu Dari Tanah Bugis
- Implikasi Syahadat Dalam Kehidupan
- Ibadah Mahdhah Yang Pertama Dihisab
- Kullu Man Alaiha Faan
- Trilogi Risalah Islam (Intisari Khutbah Jumat)
- Asah, Asih, Asuh (Sebuah Prinsip Pendidikan)
- Syukur Nikmat Ala Nabi Sulaiman AS.
- PERAN SANTRI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAN RI TAHUN 1945
Keterangan Gambar : Ka. Kankemenag Polman H. Imran K. Kesa saat paparkan materi tentang Realitas Islam di Indonesia dalam acara Silaturrahim Lembaga Keagamaan yang dihelat Seksi Bimas Islam di Aula Kantor Kemenag Polman siang ini (14/07/2018)
Polman (Inmas) Ka. Kankemenag Polewali Mandar H. Imran K. Kesa yang bertindak sebagai Narasumber kedua setelah Ka. Kanwil Kemenag Sulbar, dalam acara Silaturrahim Lembaga Keagamaan (SALAM) yang diselenggarakan Seksi Bimas Islam di Aula Al-Ikhlas Kantor Kementerian Agama Kab. Polman (14/07/2018), dalam materinya bertajuk “Realitas Islam di Indonesia” mengupas persoalan dan problematika Islam di nusantara.
Didepan 50an peserta yang terdiri dari pimpinan ormas, tokoh agama dan tokoh masyarakat termasuk unsur Polres, Dandim, Pemkab, para Kepala KUA dan penyuluh Agama Islam, H. Imran K. Kesa mengutip pernyataan salah satu pengamat yang mengatakan, di saat pemeluk Islam secara global naik signifikan, di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia justru persentasenya malah menurun. "Umat Islam (di Indonesia) dari 95 persen menjadi 85 persen, ada anomali di dalam pusat Islam di Nusantara," kata Imran, umat Islam dari waktu ke waktu seolah tidak berdaya.
Sementara itu, mengutip pernyataan salah satu cendekiawan muslim yang mengatakan, harus diakui umat Islam seolah menjadi tamu di negeri sendiri, angka statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan umat Islam Indonesia, Pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam cuma mencapai 87,6 persen. Angka ini kemudian meningkat menjadi 88,2 persen pada sensus penduduk 2000. Yang memprihatinkan, angka pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 1,2 persen. Sementara Kristen dua kali lipatnya, yakni 2,4 persen per tahun. Bila diturunkan lagi ke tingkat provinsi, akan lebih memprihatinkan lagi.
Lanjut Imran mengupas realitas Islam di Indonesia, bahwa pertumbuhan Islam justru menurun drastis, seperti data berikut yang dikupas dari salah satu sumber yang dapat dilihat media menyatakan: . berdasarkan hasil riset Yayasan Al Atsar Al-Islam dan dalam rangkaian investigasi diperoleh data bahwa mulai tahun 1999-2000 Kristen dan Katolik di Jateng telah meningkat dari 1-5 persen diawal tahun 1990, kini naik drastis 20-25 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.
Belum lagi, data BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia melaporkan penurunan jumlah umat Islam di Indonesia. Contohnya di Sulawesi Tenggara turun menjadi 1,88 persen (dalam kurun waktu 10 tahun). Demikian pula di Jawa Tengah, NTT dan wilayah Indonesia lainnya.
Olehnya itu, H. Imran mengajak semua pihak khususnya ormas Islam untuk kembali bersinergi, menjalin silaturrahim dan mempererat kerjasama dalam rangka menguatkan aqidah Islam dengan menunjukkan kepada masyarakat bahwa Islam benar-benar adalah agama yang rahmatan lil alamin sebagaimana yang diperkenalkan Rasulullah SAW.
Bukannya Islam yang diperkenalkan oleh segelintir orang (oknum) dengan aksi kekerasan dan terorisme, sebab ini bisa jadi menjadi penyebab makin berkurangnya populasi umat Islam di dunia termasuk di Indonesia. Islamophobia muncul di mana-mana, terutama di Barat. Ini sebagai akibat dari aksi kekerasan dan teror yang mereka lakukan selalu atas nama Islam. Hingga agama yang dibawa Nabi Muhammad itu akhirnya diidentikkan dengan ajaran kekerasan dan teror. Bukan Islam yang seperti itu yang kita harapkan, Kunci H. Imran k. Kesa. (Ahmad F-Ikrm)
